Tuesday, September 9, 2008

Rush...rush!

Mana dirimu jiwa angkuh?
Hanya kerikil engkau berjumpa
Apa kabar tulang perkasa?
Sekedar ketukan seujung jari

Usaikah usiamu?
Bukan, bukan neraka sedang kau jumpa
Benar ku sadar engkau dilara
Benar kulihat matamu sembab
Pun demikian…

Jiwa angkuh ternyata lapuk
Berdiang batu karena dingin
Tulang perkasa sekarang ambruk
Tengadah wajah memelas rupa

Mana? Mengapa?
Sirna melayang ke ujung seberang
Hanya karena sekejap coba
Hanya karena seiris luka

Oh jiwa! Oh raga!
Kuasalah atas karang
Laksana sanggup melempar benua

5 in 1

Ketika hitam menjadi Putih
Ketika sakit menjadi bugar

Ketika memukul aku membelai
Ketika ramai terasa sunyi

Ketika duduk namun berlari
Ketika lapar namun puasa

Ketika hujan panas menyengat
Ketika hadir namun tiada

Ketika salah bersimpul benar
Ketika berang mengumbar riang

Careless Breakfast

Kuraba jantung dengan nafasku
Desiran mengalir atas ke bawah
Dan kembali
Ku kecap lidah yang tawar

Dini sang surya rambat Jendela
Belumlah hangat punggung tersapa
Warna-warni menawan hati

Sergah si jantan membayar tenang
Lesung dipalu layar ditepis
Gelak tawa sadarkan lelana
Pijak buana paksi berkicau

Tiada tentram hingga bermantra
Syukur di jiwa, hati dan raga
Kelam adalah fana
Gebyar menyapunya

Angelical 1

Lenggok gemulai di tengah tangga
Lambai mesra dibalut ramah
Kesahajaan yang kurasa

Antar langkah beraturan
Tuju tahta kencana
Anggun dirinya serasi busana
Nirwana merangkak naik

Rayuan ke hati ingin merapat
Menggapai pesona ayun-berayun
Duli tuanku sandarkan indahmu
Hingga ku dulang segar aroma

Morning Spirits

The morning was quite different from other days I found myself stunned by the breez as if there were whistle which let me loose the bound. I felt pleased by the call of new day. There was not any dream created for me last night and I did not have fears when my eyes opened for the first time this morning.

good morning Mr. Sun, good morning Mrs. World.