Pada tetes embun selaksa kali menggores batu,
Pada air mata yang silih berganti bersihkan kabur,
Pada malam sejuta bintang tanpa sulam cahaya bertirai fana,
Pada liukan jalan berjenjang tatkala hijau meraba,
Pada gersang ketika ingin dahaga membelai rasa,
Pada kelam yang punahkan kesangsian di jiwa,
Pada marah dan siksa yang berujung cambuk pendobrak sukma,
Pada hampa swara swasana sisihkan gurauan lantang menggoda,
Pada dera mencerai menerpa bisikkan sutra terhunus duri petaka,
Pada badai, petir, ombak menyambar menguji bahtera,
Pada cacian hina durjana berhias tiara berbias takhta...
Setiyo W. Widodo, 16/5/2009., untuk orang-orang terkasih.
Pada air mata yang silih berganti bersihkan kabur,
Pada malam sejuta bintang tanpa sulam cahaya bertirai fana,
Pada liukan jalan berjenjang tatkala hijau meraba,
Pada gersang ketika ingin dahaga membelai rasa,
Pada kelam yang punahkan kesangsian di jiwa,
Pada marah dan siksa yang berujung cambuk pendobrak sukma,
Pada hampa swara swasana sisihkan gurauan lantang menggoda,
Pada dera mencerai menerpa bisikkan sutra terhunus duri petaka,
Pada badai, petir, ombak menyambar menguji bahtera,
Pada cacian hina durjana berhias tiara berbias takhta...
Setiyo W. Widodo, 16/5/2009., untuk orang-orang terkasih.