Friday, October 17, 2008

Miss Lizzie Saved the Day

Malam itu selepas Maghrib aku baru saja beristirahat. Karena kecapaian pada pagi hingga sore harinya aku ketiduran sebentar. Di luar udara sangat panas membuat tubuhku gerah. Di atas langit berarak mendung yang pekat. Istirahatku yang singkat terganggu oleh desingan bertubi-tubi di sekeliling telingaku. Oh, ternyata nyamuk-nyamuk menari kegirangan mendapat mangsa yang sedang terlena. Aku terusik dan bergeming. Aku terjaga dengan rasa kesal. Baru saja memulai perjalanan nirwana dengan harapan bertemu sang bidadari di alam maya. Tanganku menyambar ke sana-kemari. Bukan nyamuk yang kudapat melainkan rasa pedas dan agak sakit di pipi, dahi, telinga, dan lutut. Aku seperti orang gila karena memukuli badan sendiri.

Tiba-tiba suara nyamuk yang bandel tadi berhenti. Sunyi senyap dan aku merasa heran. Tak biasanya nyamuk cepat kenyang. Apalagi mangsanya berontak. Aku bangun meskipun keadaan sudah aman. Sudah biasanya bila aku terjaga maka saat itulah aku terjaga seterusnya hingga kantuk datang empat hingga enam jam kemudian.

Aku melihat sekeliling kamar, tembok, meja, kursi, almari, keranjang tempat pakaian, lampu neon, radio, komputer, keyboard, printer, telepon seluler, buku, rak piring, gelas dan langit kamar. Ketika giliranku menatap ke lantai aku terpana. Tersenyum dan setengah heran. "Oh, ternyata anda Nona Lizzie. Ternyata anda yang membuat desingan bunyi itu berhenti." Nona Lizzie yang mungil, berkulit kuning agak coklat, dengan sepasang mata yang berkilau terkena cahaya neon, diam tanpa gerak di dekat ujung jari kakiku. Nona Lizzie seperti ketakutan melihatku. Pada mulutnya yang mungil dan lucu ada sesuatu. Nona Lizzie yang imut itu seperti berdegup kencang jantungnya. Ia menahan napas ketika aku mendekat. Ia tak berani apa-apa bahkan terkesan pasrah. Nona Lizzie berserah segalanya untuk aku perlakukan semauku.

"Nona Lizzie, terima kasih ya? Suara nyamuk itu hilang. Sekarang aku tidak diganggunya lagi. Tapi aku telanjur bangun. Sudah sana kamu gantian yang tidur. Pasti kamu juga capek kan bekerja sedari tadi sore?" Aku berdialog dengannya secara hati-hati dan sopan. Nona Lizzie menoleh sebentar sembari menggerakkan kerongkongannya yang indah. Setelah itu dia pergi berlari menuju rumahnya. Aku tersenyum dan senang sekali bertemu dengannya. Nona Lizzie yang cantik dan baik hati. Dalam hatiku aku berkata, "Ah, seandainya aku seorang Angling Darma pasti si Nona itu mengerti pembicaraanku."

The True Thing of You

The true thing about true love is when you have no fear of losing the one whom your love give to. It is crystal different from the love you bring with passion of possession. True love will not leave you even when your existence meets the worst history. It becomes an inner power, which lies within your heart everafter.

The one who asks you for a true love asks no more than your attention, care, and nick of time to think about. Sharing each other with no prejudice and hidden desire. Only sacrifice of minutes of hours of your years of life in this world.

It is very difficult to show how true our love is when the relationship is between a boy and a girl. Things get complicated once our possessiveness plays role, no matter inferior it does.

Can we be through our story, sweetheart? When I feel very sure that I can do that, you must also be able to say so. Can we break the myth that thinks that there cannever be a true love in the relationship between boys and girls? Will we give up on such shallow thinking?

Up to the present, actually I am still scared that you someday will judge me as being possessive. However, please believe me from and to the heart, I am not kind of that guy. You are to good to be possessed, you are to perfect to be hurt. I need you to be with me as long as possible as my best friend, to be the queen of my hart, as my sister, my advisor, and my guardian angel.

Honey, you are so beautiful, both your heart and your look. If I only I could, I am ready to sacrifice my all to you. But, I think it is inhumane and overacting. I prefer being normal who lives in ordinary world.

I am lucky to have you. In fact, there is still someone who walks, acts, talks, and does naturally in the world of so called modernization (huh! dunia makin kacau ya?). You have brought back the blue mountain, the singing birds, the sunrise, the droplets on green leaves.

You have lighted up my life with your shine....then live forever, everlasting like the sun.