Sampai kapankah saudara berlari mengejar setoran sambil berkamuflase "Tuhan, berikanlah kemudahan", sementara lidah saudara siap-siap menjilat pantat bau busuk pimpinan saudara?
Sampai kapan saudara berkhayal meniduri seorang cantik laksana bidadari sembari berdalih "aku mencintaimu", sementara saudara acuh terhadap cinta sejati seorang perempuan dekil?
Sampai kapan saudara terus teriak, "aku cinta negeriku" sambil menenteng tas ransel bersulam materialisme, berisikan pernik-pernik bernuansa seberang entah-berantah?
Sampai kapan saudara berpuisi, "lihat mereka berjuang demi sesuap nasi" sambil mengunyah makanan cepat saji pembangun kanker?
Sampai kapan saudara meracau "kita harus bangkit bersama" sambil mendengus mengendap di kegelapan demi mencuri langkah?
Sampai kapan saudara berdakwah penuh hiasan ayat suci sambil berprasangka bahwa mereka yang buta akan itu adalah bukan manusia mulia?
Sampai kapan saudara bernyanyi merdu "aku orang Indonesia" sambil ketakutan oleh sengatan matahari pada kulit saudara?
Sampai kapan saudara berdendang tentang kebanggaan nenek moyang, kekayaan alam, sambil terbata-bata menyimak bahasa yang layaknya saudara pahami dalam satu letupan ide?
Sampai kapan saudara berkumandang, "anda sangat mengerti" sedangkan saudara tak pernah mengerti?
Sampai kapan saya bertanya? Sampai nanti...